View count: 1389

Kolaborasi Universitas China Asia

Supaya berhasil mempromosikan berbagai tugas Taiwan Education Centre Indonesia Surabaya, universitas bekerjasama dengan organisasi Taiwan di Indonesia, dan menggunakan kekuatan lokal untuk memasuki pasar potensial Bahasa Mandarin dan pendidikan tinggi. Inisiatif yang disepakati meliputi pertukaran akademik internasional, menghadirkan lingkungan kampus internasional, menghadirkan kurikulum yang diajarkan dalam bahasa Inggris, dan beasiswa untuk mahasiswa internasional. Rencana Aksi Strategis 318 meningkatkan kemampuan bahasa Mandarin dan bahasa Inggris (tiga kemampuan berbahasa) pada mahasiswa dan mendorong mahasiswa lokal untuk belajar di luar negeri melalui delapa metode meliputi pertukaran, joint degree, magang luar negeri, layanan relawan internasional, kompetisi kejuaraan desain, dan sejenisnya. Konsolidasi antar universitas (Asia University dan China Medical University) menjadi satu unit bekerja bersama untuk promosi pendidikan tinggi Taiwan di luar negeri.

Kementerian Pendidikan Taiwan telah menyetujui “Kolaborasi Universitas China Asia. Kolaborasi besar antara dua universitas swasta adalah sebuah perkembangan yang unik dan yang akan mengarahkan kerjasama ke arah yang lebih jauh. Mahasiswa dari “Kolaborasi Universitas China Asia” akan memiliki pengalaman kurikulum lintas universitas yang menyediakan jurusan ganda yang diselingi dengan paparan pilihan-pilihan alternatif; sehingga menyajikan kesempatan luar biasa bagi mahasiswa untuk menikmati fasilitas pendidikan yang luas dari kedua universitas.

Presiden Asia University, Jeffrey J.P. Tsai, menyatakan bahwa Chang-Hai Tsai, pemimpin dari Asia University dan China Medical University belakangan mempromosikan bahwa berbagi sumber daya antara dua universitas. Usaha untuk melaksanakan kolaborasi tersebut telah disetujui oleh Kementerian Pendidikan dan kesepakatan ini mengantarkan pada hasil yang signifikan pada rangking kedua universitas domestik maupun internasional. Beliau menganggap bahwa pelaksanaan tersebut telah matang sebagai sebuah mekanisme yang saling menguntungkan dan status sistem universitas harus diterapkan dari Kementerian Pendidikan.

Presiden Tsai menegaskan bahwa lima tahun lalu kedua universitas bekerja sama sebagai sister-schools untuk berbagi sumber daya dalam administrasi, perpustakaan, riset akademik, dan pembelajaran lintas bidang guna menciptakan sebuah sinergi untuk hasil yang lebih baik seperti 1+1>2. Namun, dalam hal rangking akademis kedua universitas telah bekerja dengan baik untuk menghasilkan prestasi yang luar biasa.

Media berita Inggris, The Times Higher Education (THE) menerbitkan “2017 Asia Pacific University Ranking” pada 5 Juli, dan secara keseluruhan sebanyak 26 universitas di Taiwan masuk ke dalam daftar tersebut. China Medical University dan Asia University, dengan aliansi “China Asia Associated University System” keduanya masuk ke dalam daftar dengan China Medical University di peringkat 84 dan menjadikannya sebagai satu-satunya universitas swasta di Taiwan yang masuk ke dalam peringkat 100 teratas. Setelah didirikan pada 16 tahun yang lalu, Asia University masuk ke dalam peringkat 171-180, peringkat ke-14 di Taiwan, peringkat ketujuh untuk kategori universitas swasta, dan ketiga untuk kategori universitas swasta dengan mengecualikan fakultas kedokteran; performa akademis kedua universitas terbukti telah mendapat pengakuan di tingkat internasional.

Asia University dan China Medical University menerapkan model universitas gabungan untuk mendirikan Indonesia Taiwan Education Center di Surabaya guna mengeksplorasi sumber daya kedua universitas secara maksimal dan efektif. Melalui integrasi dan dukungan yang saling menguntungkan, telah membantu universitas-universitas di Taiwan merekrut mahasiswa dari Indonesia untuk kerjasama yang cukup luas antara akademisi dan industri guna meraih hasil sesuai dengan kebijakan pemerintah“New Southbound”.

Inisiatif pemerintah dalam “New Southbound Policy” meningkatkan perekrutan dan pertukaran akademik antara institusi-institusi pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan dengan tujuan kuantitatif jangka pendek dari efektivitas berlipat ganda. Menteri Pendidikan, Pan Wen-chung mengindikasikan bahwa cetak biru dari transformasi inovatif institusi pendidikan tinggi memiliki tiga elemen penting yang meliputi: berpandangan ke depan, kesatuan di tingkat global, dan terhubung dengan masa depan. Dalam era produksi pengetahuan terkini dan tingkat teknologi yang tinggi, banyak negara di Asia masih menginvestasikan banyak sumber daya dan tenaga kerja di universitas untuk mengembangkan diri menjadi universitas kelas dunia. Perekrutan mahasiswa asing menciptakan lingkungan kampus yang beragam dan hal tersebut merupakan strategi kunci bagi perkembangan global institusi pendidikan tinggi. Kualitas tinggi dari pendidikan tinggi di Taiwan terhitung lebih murah biayanya dibandingkan dengan Eropa dan Amerika Serikat, serta lingkungan yang bagus untuk belajar bahasa Mandarin dapat menarik siswa asing untuk belajar di Taiwan.